Mengatasi Bayang-Bayang Kelam : Kisah Hidupku dalam Broken Home

Dalam kehidupanku yang sarat dengan konflik dan ketidakpastian, aku tumbuh dalam realitas pahit yang dikenal sebagai broken home. Fakta bahwa keluargaku penuh dengan pertengkaran, hening yang mencekam, dan kehilangan emosional membuatku merasa seperti terdampar di lautan kesepian yang tak berujung. Aura ketidakstabilan dan kecemasan senantiasa mengelilingi hidupku sehari-hari. Rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan cinta, kini menjadi panggung pertarungan yang tak kunjung usai. Suasana hening yang menyakitkan dan rasa kehilangan telah menjadi sahabat setia sehari-hari. 

          

       Ketika dulu aku bermimpi tentang keluarga yang penuh cinta dan kebersamaan, 
      kini aku harus belajar menerima keadaan saat ini dengan kepala tegak dan hati yang lapang. 

Sudah 5 tahun berlalu dalam kisah hidupku yang dipenuhi dengan kebergantungan emosi dan ketidakpastian, aku belajar menemukan kekuatan di dalam kerapuhan. Menyelami kisah hidup dalam broken home tak pernah mudah, namun melalui setiap tangis, setiap pertikaian, dan setiap percobaan, aku belajar menemukan kekuatan di balik kerapuhan. Merajut kembali hati yang terluka, aku membangun benteng keberanian dan ketahanan. Menerobos medan perjuangan dalam keluarga yang retak, aku belajar untuk melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

                   

Pada titik ini, aku merenung tentang bagaimana aku dapat tumbuh dan berkembang melalui keadaan yang tidak ideal ini. Meskipun Sayapku sudah patah hancur dan bayang-bayang kelam broken home masih melingkupi langkahku, aku memilih untuk terus maju, berdamai dengan masa lalu, menerjang berbagai trauma dan merajut kembali potongan-potongan hati yang terluka, meskipun itu tak mudah. Kisah hidupku dalam broken home mungkin tak sempurna, namun di dalam kehampaan itu, aku menemukan kekuatan dan keberanian untuk meraih cahaya dan kesempatan baru. Kisah hidupku di tengah broken home mengajari aku arti sejati dari ketabahan, empati, dan keberanian untuk menata kembali potret kehidupan yang penuh makna. Dengan setiap langkah, aku merayakan perjalanan menuju kesembuhan dan keteguhan hati. 



_____________________________________

Penulis adalah Agnisa Martin Safa'ati tinggal di Dukuh Karang Rejo, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang 59261 dengan alamat surel agnisaicha203@gmail.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jajanan Keluarga

Minuman Tradisional, Jamu Kunir Asem